Daftar Blog Saya

Kamis, 10 April 2014

ASKEP KELUARGA DENGAN BALITA

KONSEP KELUARGA
1. Pengertian
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang berbagi tempat tinggal atau berdekatan satu dengan lainnya; memiliki ikatan emosi; terlibat dalam posisi sosial; peran dan tugas-tugas yang saling berhubungan; serta adanya rasa saling menyayangi dan memiliki (Murray & Zentner, 1997 dan Friedman, 1998 dalam Allender & Spradley, 2001).
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 Bab I ayat 1 keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
2. Persepsi keluarga
Persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan manusia dan mengolah proses informasi tersebut “Human interpret their surroundings on a higher percive their word through information processing” (Wilson. D, 2000). Sedangkan pendapat Maramis (1998), persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah pancainderanya mendapat rangsang. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi keluarga merupakan suatu interpretasi yang dimiliki oleh keluarga terhadap obesitas yang dialami oleh anak sekolah dasar.
Menurut Rahmat (2005) ada beberapa faktor personal yang mempengaruhi persepsi interpersonal yaitu:
1. Pengalaman seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi
2. Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai “dunia yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil
3. Kepribadian. menurut psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan perasaan berasalnya dari orang lain.

3. Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (1998) dukungan keluarga dapat diberikan dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Dukungan informasional
2. Dukungan penghargaan
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan emosional.

Keluarga dengan tingkat stress tinggi perlu mendapat dukungan agar bisa mengelola stress dan mengasuh anak mereka dengan baik (Kompas, 24 Januari 2009). Felix- Sebastian Koch dan Timnya dari Universitas Linkping mengevaluasi tingkat stress 7.443 keluarga di Swedia mulai anak-anak mereka lahir sampai usia 5-6 tahun. Hasilnya, anak dari keluarga dengan tingkat stress tinggi beresiko dua kali lebih tinggi mengalami obesitas ketimbang yang berasal dari keluarga dengan tingkat stress rendah. Menurut Felix-Sebastian Koch, tidak semua keluarga bisa mengelola stress dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga harus memberikan dukungan yang positif dan keluarga tidak mengalami stress yang dapat menyebabkan anak obesitas.

4. Sumber Dukungan Keluarga
Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri, atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah jaringan sosial keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga itu sendiri (Friedman, 1998).
Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi Ekonomi
4. Fungsi Reproduksi dan
5. Fungsi Perawatan Kesehatan.
Keluarga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan / atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga.
Berikut ini tugas keluarga menurut Friedman (1998), adalah sebagai berikut:
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3. Melakukan perawatan
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.
5. Struktur Kekuatan Keluarga
Menurut Friedman (1998) terdapat struktur kekuatan keluarga yaitu terdiri dari pola dan proses komunikasi dalam keluarga, struktur peran, struktur kekuatan keluarga dan nilai-nilai dalam keluarga. Keluarga yang mempunyai struktur kekuatan keluarga yang masing-masing berjalan dengan baik maka sistem akan berjalan dengan baik.
Komunikasi yang ada dalam keluarga diharapkan terbuka antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lain, selalu menyelesaikan konflik dengan musyawarah mufakat, selalu berfikir positif terhadap anggota keluarga lain. Peran keluarga setiap anggota keluarga juga dapat berfungsi dengan baik. Ayah sebagai kepala keluarga maka dia yang berperan untuk mengatur semua anggota keluarga dan tanpa meninggalkan komunikasi dengan istri dan anak-anaknya. Demikian juga peran ibu dan anak yang menjalan peran sesuai dengan posisinya masing-masing dalam keluarga.
Struktur kekuatan dalam keluarga memegang penting untuk mempengaruhi anggota keluarga. Orang tua mempunyai pengaruh untuk mempengaruhi anak-anaknya untuk makan makanan yang sehat dan bergizi. Setiap keluarga juga mempunyai nilai-nilai yang dianut oleh keluarga. Nilai-nilai ini menjadi pedoman keluarga sebagai suatu sistem.









KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian
A. Identitas Keluarga
a. Data Kepala Keluarga
 Nama : Tn. Am
 Umur : 39 thn
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : SMA
 Pekerjaan : Buruh bangunan
 Suku/Bangsa : Bugis
 Alamat : Jl. Poltek Tamalanrea

b. Data Anggota Keluarga
No Nama Anggota keluarga JK / Umur Hubungan dgn keluarga
1 Ny. An P 35 Thn Istri
2 Najam L 17 Thn Anak
3 Junet L 14 Thn Anak
4 Eka Puspita P 2.5 Thn Anak
c. Genogram
Keterangan :
= Laki – laki
= Perempuan
= Klien / Balita




d. Keadaan Riwayat Kesehatan Keluarga (satu tahun terakhir)
Dalam kurung waktu satu terakhir, keadaan kesehatan keluarga tidak terlalu begitu sulit dihadapi oleh keluarga. Kejadiannnnya terjadi pada anak ketiga/balita yaitu dengan diare.

B. Struktur dan sifat keluarga

a. Pola dan kebiasaan makan
Dalam kebiasaan keluarga selalu makan tiga kali dalam sehari. Biasa Pagi, siang dan malam.
b. Kebiasaan tidur
Keluarga selalu tidur seperti biasa, yaitu mulai jam 23.00 s/d 05.00

C. Personal Hyegiene keluarga

Personal Hyegine keluarga baik, tp sedikit bermasalah pada anak balita disebabkan karena kesibukan orang tua.

D. Keadaan lingkungan

a. Perumahan
Jenis rumah yang dimiliki yaitu semi permanen, memiliki ventilasi dan pencahayaan yang bagus. Pekarangan rumah dimanfaatkan dengan baik yaitu untuk ditanami bunga.
b. Sumber air minum
Sumber air yang dipake keluarga sumur tembok, kondisi fisik air tidak berbau, tidak berasa dan tidak keruh, tp keluarga selalu menggunakan air gallon untuk minum. Jarak sumur dengan rumah 5 meter.
c. Tempat pembuangan tinja
Keluarga membuang tinja di jamban, keluarga memiliki jamban yang berleher angsa.


E. Status kesehatan keluarga

Dari data hasil Tanya jawab dengan keluarga, keluarga mengatakan :
 Keluarga mengatakan bahwa anak perlu diimunisasi
 Keluarga pernah membawa anaknya keposyandu
 Imunisasi yang sudah diperoleh balita keluarga/ibu tidak tahu dan KMS balita juga telah hilang.

F. Pemberian ASI balita

Dari pernyataan keluarga mengatakan pada saat anak berumur bayi ibu selalu memberikan ASI ibu sampai anak berumur 1,2 tahun setelah itu dibarengi dengan makanan tambahan.

G. Status kehamilan dan persalinan

a. Kehamilan
Pada saat kehamilan terajhir, ibu hanya satu kali memeriksakan kehamilannya di petugas kesehatan (bidan) dan bentuk pelayanan yang didapatkan pada waktu pemeriksaan antara lain : Timbang berat badan, Diukur tinggi badan, dan diperiksa Tekanan darah.
b. Persalinan (Post-partum)
Pada saat melahirkan ibu ditolong oleh dukun terlatih, dan tempat ibu melakukan persalinan yaitu dirumah sendiri. Anak pada usia neonates (1-7 hari) tidak pernah diperiksa oleh tenaga kesehatan.




2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
 Perubahan hubungan keluarga b/d ketidakmampuan keluarga merawat anak yg sakit berat
Intervensi yang diberikan :
Diskusikan ttg tugas keluarga

 Hubungan keluarga tdk harmonis b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yg terjadi pd anak
Intervensi yang diberikan :
Diskusikan penyebab ketidakharmonisan

 Kurang meningkatnya kemandirian anak b/d kurang didikan orang tua
Intervensi yang diberikan :
Identifikasi sumber dukungan yg ada

 Kurang pemeliharaan kesehatan anak yang optimal b/d tingginya aktifitas orang tua
Intervensi yang diberikan :
Ajarkan cara merawat anak dan Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga

PENYEBAB & CARA MENGATASI OBESITAS PADA ANAK



Terlalu sedikit berolahraga, konsumsi fast food atau makanan terlalu banyak sebagian besar dari kita tahu inilah penyebab dari obesitas. Penyebab obesitas sangatlah kompleks seperti faktor genetik, biologis, perilaku dan budaya. Pada dasarnya, obesitas terjadi ketika seseorang makan lebih banyak kalori daripada kalori yang mampu dibakar oleh tubuh. Jika salah satu orangtua gemuk, 50 persen kemungkinan bahwa anak-anak mereka juga akan gemuk. Namun, bila kedua orangtua gemuk, anak-anak memiliki peluang 80 persen menjadi obesitas. Meskipun gangguan medis tertentu dapat menyebabkan obesitas, kurang dari 1 persen dari semua obesitas disebabkan oleh masalah fisik. Jumlah tidur anak Anda mungkin akan sama pentingnya, menurut studi dalam Archives of Disease in Childhood. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang tidur kurang dari jumlah yang disarankan pada usia 2 tahun lebih cenderung menjadi gemuk pada usia 7 tahun.

Berikut penyebab kegemukan atau obesitas pada anak :
  • Pola makan yang buruk
  • Makan atau ngemil terlalu banyak
  • Kurangnya olahraga
  • Riwayat keluarga mengidap obesitas
  • Penyakit medis (endokrin, masalah-masalah neurologis)
  • Obat (steroid, beberapa obat psikiatris)
  • Stress atas suatu kejadian atau perubahan (perpisahan, perceraian, pindah lingkungan, kematian, pelecehan)
  • Masalah dengan keluarga atau teman
  • Rasa rendah diri
  • Depresi atau masalah emosional lainnya
Resiko yang dapat diakibatkan obesitas pada anak-anak meliputi :
  • Peningkatan risiko penyakit jantung
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Masalah Pernapasan
  • Masalah Tidur
Anak serta remaja yang mengalami obesitas juga memiliki masalah emaosional yang lebih tinggi. Remaja dengan masalah berat badan cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah dan minder dengan teman sebaya mereka.Selain itu perasaan depresi, kecemasan, dan gangguan obsesif kompulsif juga dapat terjadi.

Bagaimana menangani masalh obesitas pada anak..?
obesitas anak-anak memerlukan evaluasi medis menyeluruh oleh dokter anak atau keluarga untuk mempertimbangkan kemungkinan penyebab fisik. Dengan tidak adanya gangguan fisik, satu-satunya cara untuk menurunkan berat badan adalah mengurangi jumlah kalori yang dimakan dan untuk meningkatkan aktivitas fisik seperti olahraga dll. Tentu saja ini hanya bisa terjadi ketika ada motivasi diri dari anak maupun orangtua. Karena obesitas sering mempengaruhi lebih dari satu anggota keluarga, membuat makan sehat dan olahraga teratur aktivitas keluarga dapat meningkatkan kemungkinan berhasil untuk mengendalikan berat badan anak atau remaja.

Cara untuk mengatasi obesitas pada anak-anak dan remaja mencakup :
  • Membuat Program untuk mengendalikan berat badan
  • Merubah kebiasaan makan (makan perlahan-lahan, yang nantinya secara rutin)
  • Mengontrol pola makan serta menyeleksi makanan yang akan dikonsumsi (mengurangi makan makanan berlemak, hindari junk food dan fastfood)
  • Kontrol porsi dan mengkonsumsi sedikit kalori
  • Meningkatkan aktivitas fisik (terutama berjalan) dan merubah gaya hidup lebih aktif
  • Makan bersama keluarga, bukan sambil menonton televisi atau di depan komputer
  • Tidak memberikan makanan sebagai hadiah
  • Batasi ngemil
Obesitas sering menjadi masalah seumur hidup. Remaja yang mengalami obesitas harus belajar untuk makan makanan sehat dan menikmati pola makan sehat dalam jumlah moderat dan berolahraga secara teratur untuk menjaga berat badan yang diinginkan. Orang tua dari seorang anak dapat membangun kepercayaan diri anak-anak mereka dengan menekankan kepada anak tentang kualitas hidup daripada hanya berfokus pada masalah berat badan mereka.

RUMUS BERAT BADAN IDEAL ANAK BALITA : 
Berat Badan Ideal pada bayi atau balita dapat dihitung dimana sesuaikan juga jenis kelamin, anak laki-laki dan perempuan berbeda. Menurut WHO yang disebut berat badan ideal untuk usia 3 bulan adalah yang masuk dalam range 5,1 kg - 8,0 kg dan untuk anak 3 tahun adalah 11,4 kg - 18 kg.

CARA MENGHITUNG BERAT BAYI IDEAL : 
1. untuk anak dibawah 12 bulan : BBI = (n : 2) + 4
atau (umur (bln) : 2 ) + 4
2. untuk anak 1-10 thn : BBI = (2 x n) + 8
atau (2 x umur (thn)) + 8

TAPI HATI HATI JIKA MENGHITUNG BERAT BADAN IDEAL BALITA, SEPERTI CONTOH : 
Anak balita usia 2 tahun 10 bulan,
berarti ditulis dengan n = 2,10 dan
selanjutnya dikali dengan 2 (sebagaimana rumus 2n)
jadi hasilnya adalah 4,20.

Hasil ini jangan langsung ditambah dengan 8,
karena 4,20 diartikan 4 tahun 20 bulan,

20 bulan artinya 1 tahun 8 bulan, jadi 4 + 1,8 = 5.8

4,20 berubah menjadi 5,8, baru kemudian ditambah dengan 8.
Maka Berat badan Idealnya adalah 13,8 kg.

OBESITAS PADA ANAK



  1. A.    PENGERTIAN
Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak secara berlebihan akibat ketidakseimbangan
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat diseluruh tubuh. (Indonesia, universitas 1991)
w  Obesitas adalah keadaan patologis yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (Soetjiningsih, 1995)
Jadi Obesitas menurut kelompok adalah salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan.
  1. B.    PENYEBAB
    1. Masukan energy yang melebihi dari kebutuhan tubuh
      1. Pada bayi
w  Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa setiap kali minum harus habis.
w  Kebiasaan untuk memberikan minuman atau makanan setiap kali anak menangis.
w  Pemberian makanan tambahan tinngi kalori pada usia yang terlalu dini.
w  Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu manis, kalorinya tinggi), sehingga bayi selalu haus atau minta minum.
Obesitas pada bayi umur 1 tahun pertama, sebagian berhubungan dengan berat badan lahirnya dan cara pemberian makannya. Tetapi sebagian besar obesitas pada usia 6-12 bulan masih sulit diterangkan penyebabnya.
Faktor-faktor dibawah ini mempengaruhi terjadinya berta badan lahir yang lebih tinggi dari biasanya, yaitu:
v  Faktor keturunan
v  Ibu yang obesitas
v  Pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebihan
v  Ibu diabetes atau pra diabetes
  1. Gangguan emosional
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana makanan bagi anak merupakan pengganti untuk mencapai kepuasaan dalam mencapai kepuasaan dalam memperoleh kasih sayang.
  1. Gaya hidup masa kini
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan “fast food” yang berkalori tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goring dengan kentang goring, es krim, aneka macam mie, dll.
  1. Penggunaan kalori yang kurang
berkurangnya pemakaian energy dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitas fisiknya, seharian nonton TV, dll. Lebih-lebih jika menonton TV sambil tidak berhenti makan, maka kecenderungan menjadi obesitas akan lebih besar.
  1. Hormonal
Kelenjar pituitary dan fungsi hipotalamus
Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal sehinnga terjadi hiperfagia (nafsu makan yang berlebih) karena ganguan pada pusat kenyang pada otak.
FAKTOR PREDIPOSISINYA
Banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya kelebihan berat badan pada anak:
  • Pola makan. Mengkonsumsi makanan berkalori tinggi, makanan tinggi lemak biasanya tinggi kalori. Minuman bersoda, kudapan, permen dan makanan penutup dapat juga menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan. Makanan dan minuman seperti ini biasanya memiliki kandungan kalori dan gula atau garam yang tinggi.
  • Jarang bergerak. Anak-anak yang jarang bergerak akan lebih mudah mengalami kenaikan berat badan karena mereka tidak membakar kalori melalui aktivitas fisik.
  • Masalah genetik. Bila anak anda datang dari sebuah keluarga yang rata-rata anggotanya mengalami kegemukan, dia mungkin secara genetik akan mengalami kelebihan berat badan, terutama bila berada dalam lingkungan di mana makanan tinggi kalori selalu tersedia dan aktivitas fisik jarang dilakukan.
  • Faktor psikologis. Ada sebagian anak-anak yang makan terlalu banyak sebagai pelampiasan bila ada masalah, terutama masalah emosi, seperti stres atau kebosanan.
  • Faktor keluarga/sosial. Kebiasaan orangtua dalam menyiapkan makanan di rumah.
  • Anak cacat, anak aktivitasnya kurang karena problem fisik atau cara mengasuh.
  1. C.    PATOFISIOLOGI
Obesitas terjadi karena adanya  kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis,  yaitu : pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adipose,  usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang.  Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan  energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian merangsang anorexigenic centerdi hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide Y (NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan.
  1. D.    GEJALA KLINIS
Berdasarkan distribusi jaringan lemak, dibedakan menjadi :
  • Apple shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian dada dan pinggang)
  • Pear shape body/gynecoid  (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian pinggul dan paha)
 Secara klinis mudah dikenali, karena mempunyai ciri-ciri yang khas, antara lain :
  • Wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap
  • Leher relatif pendek
  • Dada membusung dengan payudara membesar
  • Perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen
  • Pada anak laki-laki : Burried penis, gynaecomastia
  • Pubertas dinigenu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling  menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit
  1. E.    MENDETEKSI ANAK OBESITAS
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan apakah anak Anda memiliki berat badan berlebih? Secara singkat, BB lebih dapat dilihat dengan memperhatikan KMS anak Anda. Apabila di atas garis hijau, maka kemungkinan anak Anda memiliki berat badan berlebih. Selanjutnya, lihatlah tinggi badan anak Anda, proporsionalkah? Dari WHO-NCHS, tidak ada klasifikasi overweight atau obesitas. Sehingga, indikator ini sulit dilihat secara objektif.
Cara yang lain adalah dengan melihat grafik IMT (BMI, Body Mass Index) khusus anak di atas 2 tahun pada grafik di bawah ini
:

Klasifikasinya adalah:
Persentil >95 : obesitas
Persentil 75-95 : overweight
persentil 25 – 75: normal
persentil <25 : kurang
  1. F.    KOMPLIKASI
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi maupun pada masa dewasa antara lain:
  1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi masa dewasa, maka morbiditas maupum mortalitas akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan dengan menurunnya respon imunologik sel T dan aktivitas sel polimorfonnuklear.
  1. Saluran pernafasan
Pada bayi obesitas merupakan resiko terjadinyainfeksi saluran pernafasan bagian bawah, karena  terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah yang disebut sindrom chubby puffer. Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertrofi dan adenoid akan mengakibatkan gangguan tidur, gejlala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
  1. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah atau panas sering disertai miliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit.
  1. Ortopedi
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti legg-perthee, gemu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.
  1. Efek psikologis
Kurang percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasifdan depresif. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi dari pergaulan dengan teman- temannya.
  1. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapat mengakibatkan:
  • Hipertensi pada masa adolesensi
  • Hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi maligna pada dewasa
  • Diabetes
  • Sindrom pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas dewasa, yaitu gangguan pada jantung dan pernafasan, hipofentilasi.
  1. G.    PENCEGAHAN
  • Pencegahan harus sedini mungkin sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI. Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi obesitas karena komposisi ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan bayi.
  • Memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang anda makan sehingga anda dapat tetap konsisten menjaga berat badan ideal
  • Aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaan yang sehat bersama-sama.
  • Harus menyadari, bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan dan berat badan anak anda dapat memberi efek terbalik dimana si anak makan terlalu banyak, atau mungkin membuat mereka rawan terjangkit kelainan pada pola makan.
  • Tidak perlu menjadi terlalu kritis, anda hanya perlu menekankan pada apa yang baik, seperti senangnya bisa bermain di luar rumah, berbagai variasi buah segar yang bisa anda dapatkan sepanjang tahun.
  • Tekankan keuntungan dari banyak beraktivitas selain dari membantu mereka untuk menjaga berat badan, contohnya, banyak bergerak membuat jantung, paru-paru dan otot-otot lain menjadi lebih kuat.
  1. H.    PENANGANAN
Anak-anak, tidak seperti orang dewasa, membutuhkan nutrisi dan kalori untuk perkembangan dan pertumbuhan mereka.
Untuk anak-anak di bawah usia 7 tahun yang tidak memiliki masalah kesehatan lainnya, tujuan penanganan ini adalah untuk menjaga berat badan bukan mengurangi berat badan. Strategi ini menyebabkan anak-anak tetap menambah tinggi badan mereka tanpa harus menambah berat badan, sehingga indeks massa tubuh akan terus menurun seiring dengan bertambahnya waktu sampai pada kisaran normal. Meskipun demikian, untuk anak yang mengalami obesitas, menjaga berat badan sambil menunggu pertambahan tinggi badan dapat menjadi sama sulitnya dengan menurunkan berat badan pada orang-orang dewasa.
Metode-metode yang dilakukan untuk menjaga berat badan atau menurunkan berat badan adalah sama yaitu anak harus makan dengan pola makan yang sehat dan meningkatkan aktivitas fisiknya. Kesuksesan metode ini sangat bergantung pada komitmen untuk membantu anak melakukan perubahan ini.
  1. a.     Makan dengan Pola Makan yang Sehat
Makanan selalu dibeli oleh para orangtua, mereka juga memasak makanan dan mereka juga yang menentukan makanan mana yang akan dimakan. Bahkan perubahan sekecil apapun dapat menyebabkan perubahan besar pada kesehatan anak.
  • Bila sedang berbelanja untuk sehari-hari, pilihlah buah dan sayuran dibandingkan makanan cepat saji. Selalu sediakan kudapan yang sehat. Dan jangan pernah menggunakan makan sebagai hadiah atau hukuman.
  • Batasi pembelian minuman yang manis, termasuk juga minuman yang memiliki rasa buah. Minuman seperti ini hanya memberikan sedikit nutrisi dibandingkan dengan kalori tinggi yang mereka miliki. Minuman ini juga dapat membuat anak anda merasa terlalu kenyang untuk makan makanan yang lebih sehat.
  • Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sesedikit mungkin. Contohnya, anda bisa memanggang ayam bukan menggorengnya.
  • Sajikan makanan berwarna-wani di atas meja: sayuran hijau dan kuning, buah aneka warna, dan roti yang terbuat dari whole-grain. Batasi sajian karbohidrat berwarna putih: beras, pasta, roti putih dan gula (sebagai makanan penutup).
  • Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga. Buat makan bersama sebagai kebiasaan saat untuk berbagi berita dan cerita. Jangan makan di depan televisi atau komputer, yang akan menyebabkan anak mengunyah tanpa berpikir.
  • Batasi kebiasaan makan di luar rumah, terutama di restoran cepat saji. Banyak pilihan menu pada restoran seperti ini yang tinggi lemak dan kalori.
  • Jangan biasakan makan di depan layar, seperti televisi, komputer atau video game. Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan secara terburu-buru dan menurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang telah dimakan.
Jangan sampai jatuh ke dalam perangkap kebiasaan makan yang kurang baik:
  • Jangan berikan permen atau jajanan sebagai hadiah bagi anak yang berkelakuan baik atau untuk menghentikan kelakuan buruk. Cari solusi lain untuk mengubah perilaku mereka.
  • Jangan biasakan anak untuk selalu menghabiskan isi piringnya. Bayipun akan menolak botol susu atau ASI sebagai tanda bahwa mereka sudah kenyang.  Bila anak-anak sudah cukup kenyang, jangan paksa mereka untuk melanjutkan makan.
  • Jangan berbicara soal “makanan yang jelek” atau sama sekali melarang adanya permen dan makanan favorit dari menu makanan anak yang mengalami kelebihan berat badan. Anak-anak bisa berontak dan mengkonsumsi makanan terlarang tersebut dalam jumlah banyak di luar rumah atau menyelundupkan makanan tersebut ke dalam rumah.
  1. b.    Meningkatkan Aktivitas Fisik
Satu komponen yang sangat penting dalam penurunan berat badan, terutama pada anak-anak, adalah aktivitas fisik.
Untuk meningkatkan tingkat aktivitas anak anda:
  • Batasi waktu santai di depan layar menjadi hanya dua jam dalam sehari. Satu cara yang jitu untuk meningkatkan aktivitas anak anda adalah dengan membatasi waktu mereka untuk menonton televisi setiap harinya. Aktivitas diam lainnya (main video games dan komputer atau bicara di telepon) juga harus dibatasi.
  • Tekankan pada aktivitas bukan olahraga. Aktivitas anak anda tidak harus berupa program olahraga yang terstruktur, tujuannya hanya agar mereka tetap bergerak. Aktivitas bermain bebas seperti bermain petak-umpet, tarik tambang atau lompat tali dapat menjadi cara yang jitu untuk membakar kalori dan meningkatkan stamina.
  • Temukan aktivitas yang disukai oleh anak anda. Contohnya, bila anak anda cenderung berjiwa seni, anda dapat pergi ke alam untuk jalan-jalan dan mengumpulkan daun dan batu-batuan yang dapat dikoleksi oleh anak-anak. Bila anak anda suka memanjat, anda bisa pergi ke mencari tempat bermain disektiar rumah anda, dimana anak-anak dapat melewatkan waktu dengan memanjat alat permainan atau tembok. Bila anak anda suka membaca, anda bisa mengajaknya jalan kaki atau naik sepeda ke perpustakaan disekitar rumah anda.
  • Bila anda ingin memiliki anak yang aktif, anda sendiri harus aktif. Gunakan tangga bukan lift atau eskalator dan parkir mobil anda di tempat yang agak jauh dari toko. Jangan buat kegiatan olah gerak sebagai hukuman atau kewajiban. Temukan aktivitas yang menyenangkan yang dapat dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.
  • Buat pekerjaan rumah tangga sebagai kegiatan keluarga. Siapa yang banyak mencabut rumput dari kebun sayuran? Siapa yang paling banyak mengumpulkan sampah?
  • Buat aktivitas yang bervariasi. Biarkan anak-anak secara bergantian memilih aktivitas apa yang akan mereka lakukan hari atau minggu ini. Latihan memukul, boling, dan renang, semua ikut dihitung. Yang penting anda melakukan suatu aktivitas.
  • Buat sebagai Komitmen Keluarga. Anak-anak tidak dapat mengubah sendiri pola makan dan pola aktivitas mereka. Mereka membutuhkan dukungan dan dorongan dari keluarga dan pengasuh mereka.
  • Pembedahan dan Penggunaan Obat. Bila anak anda telah bergelut dengan masalah berat badannya untuk waktu yang cukup lama, anda mungkin berpikir pembedahan atau penggunaan obat mungkin dapat membantu masalahnya. Akan tetapi penggunaan obat jarang sekali dilakukan pada anak-anak. Pembedahan untuk Mengurangi Berat Badan. Penggunaan Obat-obatan
  1. I.      ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK OBESITAS
a.  PENGKAJIAN
1.  Anamnesis :
  • Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity rebound, remaja
  • Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas endogenous)
  • Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri pinggul
  • Riwayat gaya hidup :
a)      Pola makan/kebiasaan makan
b)     Pola aktifitas fisik : sering menonton televisi
  • Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang disertai dengan resiko seperti penyakit  kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes melitus tipe II
2.      Pemeriksaan fisik :
  • Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas
3.      Pemeriksaan penunjang : analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografi dan tes fungsi paru (jika ada tanda-tanda kelainan).
4.      Pemeriksaan antropometri :
  • Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal (BBI). BBI adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB > 120% BB Ideal.
Body Mass Index = BMI
Sebagai bagian dari perawatan anak sehat, dokter akan menghitung index massa tubuh (Body Mass Index = BMI) dan menentukan dimana posisinya pada tabel pertumbuhan sesuai usia. Indeks masa tubuh menunjukkan bila anak mengalami kelebihan berat untuk usia dan tinggi badannya.

Untuk menghitung index massa tubuh anak anda, bagi beratnya dengan tinggi badannya yang dipangkat 2, atau BB/TB2 = kg/meter2.
Cara yang lebih mudah untuk mendapatkan indeks massa tubuh adalah dengan menggunakan kalkulator indeks massa tubuh. Bila telah dietahui indeks massa tubuh anak, kemudian diplot ke tabel indeks massa tubuh yang sudah baku.
Dengan menggunakan tabel pertumbuhan, dokter dapat menentukan persentil anak, artinya bagaimana perkembangan anak tersebut dibandingkan dengan anak lain dengan usia dan jenis kelamin yang sama.
Penghitungan dalam tabel pertumbuhan ini, dibuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (Center for Disease Control and Prevention = CDC). Anak akan dimasukkan dalam salah satu dari 4 kategori berikut :
  • BMI – berdasarkan usia dibawah persentil 5 – kekurangan berat
  • BMI – berdasarkan usia antara persentil 5-85 – berat normal
  • BMI – berdasarkan usia antara persentil 85-95 – memiliki risiko kelebihan berat
  • BMI – berdasarkan usia di atas persentil 95 – kelebihan berat
BMI bukanlah pengukuran lemak tubuh yang paling sempurna karena ada beberapa keadaan dimana penghitungan BMI dapat menimbulkan kesan yang salah. Contohnya, orang yang sangat berotot seringkali memiliki angka BMI yang tinggi walaupun tidak mengalami kelebihan berat (karena otot tambahan dapat menambah berat badan seseorang tapi tidak menambah lemak). Sebagai tambahan, BMI seringkali sulit untuk dijelaskan masa pubertas dimana seorang anak mengalami periode pertumbuhan yang sangat cepat. Penting untuk diingat bahwa BMI biasanya adalah indikator yang baik (tapi bukan pengukuran secara langsung) kadar lemak dalam tubuh. Dokter juga akan memperhitungkan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam penilaian berat secara keseluruhan. Ini akan membantu untuk menentukan apakah berat badan anak membutuhkan perhatian medis.
Sebagai tambahan selain BMI dan memposisikan berat badan pada tabel pertumbuhan, dokter juga akan mengevaluasi :
  • Sejarah obesitas dalam keluarga dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan berat badan, seperti diabetes
  • Kebiasaan makan dan asupan kalori anak
  • Tingkat aktivitas anak
  • Kondisi kesehatan lain yang mungkin dimiliki oleh anak
 Untuk lebih akurat dalam menentukan tebalnya lapisan lemak adalah:
  • Ukuran tebal lipat kulit pada trisep dan subscapula:dengan menggunakan alat skinfold calipers.
  • Dual X-ray absorbtiometry : biasanya dipergunakan untuk riset dan dilakukan untuk menentukan secara tepat komposisi tubuh anak.
  • Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT  P > 95 kurva IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO.
  • Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps  P > 85.
  • Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri    
  1. b.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah pengkajian dari anak atau remaja, beberapa diagnose keperawatan menjadi jelas. Diagnosa yang menonjol diuraikan di bawah ini :
Diagnosa Keperawatan pada anak yang obesitas :
  1. Kelebihan berat badan  b.d asupan nutrisi yang berlebihan
  2. Keterbatasan aktivitas b.d kelebihan berat badan: obesitas
  3. 3.     Perubahan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakseimbangan antara masukan kalori dan penggunaan energy.
Tujuan dari program penurunan berat badan meliputi:
  1. Anak akan mengikuti diet yang memberikan kehilangan berat badan tanpa mengganggu pertumbuhan, aktivitas normal, atau psikologik kesejahteraan.
  2. Anak akan terlibat dalam program latihan rutin.
  3. Anak dan keluarga menerima dukungan psikologis
  4. Anak dapat melakukan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
  1. c.   INTERVENSI
  2. Bantu klien mengembangkan program penurunan berat badan yang aman yang mempertimbangkan factor ini:
    1. Jumlah penurunan yang diinginkan
    2. Durasi program
    3. Biaya
    4. Masalah nutrisi
    5. Kesesuaian dengan gaya hidup
Rasional : Tujuan yang realistic meningkatkan peluang keberhasilan. Kesuksesan member klien nilai tambahan untuk meneruskan program
Ajarkan anak dasar- dasar masukan nutrisi seimbang meliputi
  1. Memilih rencana diet yang mendorong masukan tinggi karbohidrat kompleks dan membatasi masukan lemak
  2. Makan lebih banyak ikan dan daging ayam yang mengandunng sedikit lemak dan kalori.
Rasional : Penurunan dan pemeliharaan berat badan jangka panjang yang berhasil dapat dicapai melalui diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat kompleks.
  1. Bantu klien dan mengembangkan program latihan yang aman dan realistic dengan mempertimbangkan factor berikut:
Rasional : Anak mungkin lebih mematuhi program latihan regular yang mudah dan menyenangkan kemajuan latihan secara bertahap meminimalkan ketidaknyamanan dan cedera, mendorong kepatuhan.
Bahas mulainya program latihan. Intruksikan orang tua dan anak konsul dengan dokter sebelum memulai, bila ada indikasi.
Rasional : Anak dan orangtua akan lebih terkontrol dalam mengikuti program latihan, sebelum memulai bila ada indikasi.
  1. Tingakatkan kesadaran anak tentang bagaimana berat badan dipengeruhi oleh kesimbangan antara masukan makanan dan aktivitas. Jelaskan bahwa keberhasilan penurunan berat badan dan pemeliharaannya bergantung pada pencapaian keseimbangan antara penurunan masukan kalori dan peningkatan penggunaan kalori melalui latihan teratur.
Rrasional : Tujuan penurunan berat badan dapat dicapai melalui kombinasi penurunan masukan kalori dan peningkatan penggunaan kalori dengan latihan. Setiap peningkatan aktivitas fisik akan meningkatkan haluaran energy dan dan mengurangi kalori pada anak yang mengikuti program diet penurun kalori.
  1. c.     PENATALAKSANAAN
Prinsipnya adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah/modifikasi pola hidup.
1.   Menetapkan target penurunan berat badan
Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan :
  • Usia anak : 2-7 tahun dan diatas 7 tahun
  •  Derajat obesitas
  • Ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi.
Pada anak obesitas usia dibawah 7 tahun tanpa komplikasi, dianjurkan cukup dengan mempertahankan berat badan. Pada anak obesitas usia dibawah 7 tahun dengan komplikasi dan usia diatas 7 tahun (dengan/tanpa komplikasi) dianjurkan untuk menurunkan berat badan (diet dan aktifitas fisik). Target penurunan berat badan  dengan kecepatan   0,5-2 kg per bulan, sampai mencapai berat badan ideal.
2.   Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG), hal ini  karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Dapat pula memakai perhitungan kebutuhan kalori berdasarkan berat badan sebagai berikut :

BB ideal + (BB aktual-BB ideal) X 0,25
Cara pengaturan diitnya adalah sebagai berikut:
  1. Pada bayi mengalami obesitas tujuan terapi bukan untun menurunkan berat badannya seperti pada obesitas dewasa, tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya. Bayi diberikan diiit sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu 110 kkal/kg bb/ hari untuk bayi kurang dari  6 bulan dan 90 kkal/kg bb/ hari untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselangi dengan air tawar. Tidak dianjurkan memberikan susu yang diencerkan, susu rendah/ tanpa lemak.
  2. Pada anak pra sekolah  yang mengalami obesitas,kenaikan berat badannya harus diperlambat, dengan  memberikan diit seimbang 60 kkal/kg bb/hari, atau bisa juga diberi makanan keluarga  dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang mengandung kalori tinggi.
  3. Pada anak usia sekolah (prapubertas) yang obesitas, diit yang diberikansekitar 1200 kkal/hari ata sekitar 60 kkal/kg bb/hari. Mendorong anak melakukan aktifitas fisik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Tidak boleh menonton Tv terlalu lama, dan disertai makan makanan yang berkalori tinggi.
  4. Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat badan yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diit yang diberikan sekitar 850 kkal/hari,  atau kalau ingin menurunkan berat badan 500 gram/minggu, kurangi kalorinya 500 kkal/hari.  
3.  Pengaturan aktifitas fisik
Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan keterampilan                 otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.
  1. Mengubah pola hidup/perilaku
Diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen intervensi, dengan cara :
  • Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik serta mencatat perkembangannya.
  • Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat menyingkirkan rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan.
  • Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.
  • Memberikan penghargaan dan hukuman.
  • Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada umumnya lezat dan memilih makanan berkalori rendah.
  1. Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.
Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi. Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku makan dan aktifitas yang mendukung program diet.
  1. Konseling problem psikososial, terutama untuk peningkatan rasa percaya diri
  2. Terapi intensif
Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.
  • Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan > 140% BB Ideal atau IMT P > 97, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per hari dan protein hewani 1,5-2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi vitamin dan mineral serta minum > 1,5 L per hari. Terapi ini hanya diberikan selama 12 hari dengan pengawasan dokter. 
  • Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu : mempengaruhi asupan energi dengan menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; mempengaruhi penyimpanan energi dengan menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin, octreotide dan metformin; meningkatkan penggunaan energi. Farmakoterapi belum direkomendasikan untuk terapi obesitas pada anak, karena efek jangka panjang yang masih belum jelas.
  • Terapi bedah di indikasikan bila berat badan > 200% BB Ideal. Prinsip terapi ini adalah untuk mengurangi asupan makanan atau memperlambat pengosongan lambung dengan cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengan cara membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus. Sampai saat ini belum banyak penelitian tentang manfaat dan bahaya terapi ini pada anak.
  1. e.     DIAGNOSTIK EVALUASI
Metode untuk menentukan status berat badan, banyak seperti magnetik resonance imaging, impedansi Bioelectrical, dan air berat, sangat akurat, tapi mahal dan invasif. Saat ini, dokter bergantung pada ketebalan ketak (SFT), distribusi lemak tubuh, dan indeks berat badan-tinggi, khususnya BMI untuk menilai berat badan. pengukuran BMI menyatakan hubungan antara tinggi dan berat badan. BMI mudah dihitung dengan menggunakan grafik pertumbuhan yang tersedia dari CDC. grafik ini dianggap lebih akurat dibandingkan dengan yang lebih tua berat badan-untuk grafik-tinggi badan. uji diagnostik yang tepat juga harus dilakukan untuk menyingkirkan kelainan metabolik atau endokrin yang dapat menyebabkan kegemukan.
  1. EVALUASI
Efektivitas intervensi keperawatan ditentukan oleh penilaian ulang terus-menerus berdasarkan pedoman observasi dan hasil yang diharapkan berikut:
v  Menilai berat badan secara berkala (biasanya minggu); membahas anak atau merasa reaksi, remaja, dan keprihatinan.
v  Meninjau latihan program dengan anak atau remaja.
v  Remaja tentang rencana perawatan dan kemajuan menuju tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Hasil yang diharapkan
  • Menyebabkan pola makan untuk penurunan berat badan; anak atau remaja mengungkapkan perasaan dan keprihatinan tentang masalah.
  • Anak atau remaja bergerak dalam exerciser pilihan dan kegiatan secara teratur.
Anak atau remaja menunjukkan berat badan stabil (atau berat pemeliharaan pada anak tumbuh)
  • Anak atau remaja menunjukkan pemahaman tentang pola makan.
Anak atau remaja menunjukan rasa percaya dirinya yang lebih baik.